Laman

Selasa, 19 Juli 2011

Ina Fauziana Syah

Terima kasih tuk seorang wanita luar biasa..
yang telah memverbalkan apa yang ada dalam fikirku dengan begitu detail..
sungguh menyayanginya,,,
sangat menyayanginya...

untaian indah itu berjudul

aku, mereka dan lampu jalanan

kami sering bersama, berbagi banyak hal..
cerita hari ini selalu kami diskusikan di waktu senja,
kami tidak peduli dengan mereka yang sering melihat kami dengan pandangan yang berbeda
karena bagi kami beda itu adalah dinamika dari Tuhan kami..
lampu jalanan,
hanya dengan terangnya, kadang aku telah menemukan jawaban dari bingung hari ini..
hanya dengan terangnya, seakan ia memahami semua yang aku keluhkan..
hanya dengan terangnya, aku kembali senyum tanda puas jiwaku..
setelah sekian lama kebersamaan kami aku fikir ia sangat setia..iyah setia!
‘mereka’ sering berlalu dari ku, karena mungkin kami punya kepentingan berbeda..
‘mereka’ juga sering mendahului ku, karena mungkin jalan ku yang terlalu lambat..
bukan karena aku tidak ingin segera .. tapi lebih kepada aku ingin menjaga kestabilan jalan ku..
"bukankah, Allah menyukai amalan yang sedikit tapi selalu continuous", fikir ku demikian.
sedang aku sendiri pergi meninggalkan lampu jalanan untuk menuju lampu jalanan berikunya, ia tertinggal di belakangku, tapi sesungguhnya aku tidak benar-benar pergi meninggalkannya karena besok sore aku akan melewati nya lagi menghabiskan senja.. masih dijalan ini atau di jalan yang lain.
tapi lampu jalanan masih menyoroti jalan ku..bahkan sesekali ia nakal, bagaimana tidak terangnya menyoroti wajah ku membuat aku malu di perlakukan istimewa oleh nya.

lampu jalanan tidak berkeluh ketika aku pergi..
karena ia yakin akan ada mereka yang dijumpai nya
lampu jalanan masih di tempatnya..tidak bergeming!
jutaan orang seperti aku akan dijumpainya..
dia lampu jalanan..
lampu jalanan tidak terusik ketika aku atau mereka marah
karena di beberapa jalan tak ada terangnya..
lampu jalanan masih ditempatnya..walau ia malu karena tidak bisa bermanfaat bagi yang melaluinya..
dia lampu jalanan..
lampu jalanan tidak merengek ketika pagi ia dimatikan, fungsinya telah berakhir untuk hari ini
karena ia tahu tidak akan mampu bersaing dengan cahaya raksasa ‘matahari’ yang menerangi aku dan mereka..
masing-masing punya jam kerja..’berkata lampu jalanan’
lampu jalanan tidak lemah ketika diguyur hujan atau disengat terik..
karena ia ridha dengan menjadi lampu jalanan..begitu titah Tuhannya.

sore itu, aku dan mereka membicarakannya..
tentang terangnya..tentang tegaknya..
sore itu, aku dan mereka memaknainya..
dari mana terangnya..apa yang membuatnya kokoh..
bismillahirrahmanirrahim..
puas jiwaku karena terangnya ..
sejatinya aku sedang puas dengan yang Maha terang, ‘Allah an Nur’
kagum fikirku disebabkan tegaknya..
sejatinya aku sedang memuja kepada yang Maha Kokoh, ‘Allah al ‘aziz’
cerita yang aku dan mereka bentangkan disetiap senja dan malam..adalah munajat makhluk kepada ‘Allah sami’
Jawaban yang menghadirkan senyum adalah kesenangan kepada ‘Ar rahim’
lampu jalanan adalah makhluk Tuhan
ia bertasbih dengan caranya sendiri..
aku dan mereka terlalu bodoh untuk bisa memahami tasbihnya..
hmm…
kami belajar dari lampu jalanan..
belajar kuat, belajar tegar ketika ditinggal..
tetap terang dan malu bila gelap setelah kami diberi cahaya oleh Tuhan kami.
Rabb..inilah kezaliman kami..mencintai pantulan Mu tapi sedikit sekali cinta kepada Mu
Rabb..inilah bodoh kami tidak mampu membedakan emas dan kilauannya..

“…Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan sesungguhnya Allah itu Maha mengetahui terhadap segala sesuatu” (QS. An Nuur :35)

lampu jalanan yang berhikmah..

“Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buatkan untuk manusia. Dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (QS.al Ankabut : 43)

Dengan perumpamaan itu hatipun menjadi pasrah dan jiwa menjadi tenang serta puas. Apa yang tidak diketuhui dan di luar bayangan telah nyata. Iman pun akan terus bertambah. Demikianlah Allah mengajarkan hikmah perumpamaan kepada manusia agar mereka mengerti.
Allahuakbar..kemana pun kami hadapkan wajah kami, hanya ada wajah-Mu
terpesona aku oleh-Mu.
*mencoba memverbalkan fikiran adeku desy, maaf jika tidak seperti fikir mu.. karena kita bertasbih dengan cara kita sendiri .
Mencintai kalian sumber hikmahku, dermaga 13072011.


silahkan di nikmati...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar